ARAH STRATEGIS KEBIJAKAN TRANSFORMASI DIGITAL DALAM MENDORONG KOTA CERDAS

Makassar, 6 Maret 2020. Aryaduta Hotel

Pada Focus Group Discussion oleh Dewan TIK Nasional ini kebetulan diundang sebagai wakil dari komunitas. Bertempat di Aryaduta Hotel Makassar pada hari jumat tgl 6 Maret 2020 dihadiri langsung oleh PJ Walikota Makassar Bapak Dr. M Iqbal Samad S.E., M.T. yang menyampaikan kebijakan pemerintah : STRATEGI KEBIJAKAN TRANSFORMASI DIGITAL UNTUK KOTA CERDAS.


Hadir juga sebagai narasumber Bapak Dr. Eng. Amirullah, M.Si. Dekan Fakultas MIPA Unhas dengan materi : MODEL, STRATEGI, BRANDING, AREA INVESTASI DAN VISI MEMBANGUN SMART CITY. Moderator oleh Dosen Andalan Saya bapak Dr. Eng. Armin Lawi, M.Eng.
Pembicara Pembuka oleh Anggota Tim Pelaksana Wantiknas Bapak Dr. Ir. Ashwin Sasongko, M.Si. yang memberi pengantar diskusi tentang Profil Wantiknas dan tugasnya dalam Merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan nasional, melalui pengembangan teknologi informasi dan komunikasi termasuk infrastruktur, aplikasi dan konten.

Bapak PJ Walikota menyampaikan bahwa Terjadi Generation Gap, Digital Gap di Area Remote, Digital Divide dan perlu di cari bottle necknya. Masyarakat belum terlalu merasakan dan belum paham betul smart city ini. Intinya bagaimana semua senang dan menikmati kemudahan dengan smart city ini. Seperti happy customer yang menikmati mudahnya memesan makanan. Selanjutnya layanan harus low cost (berbiaya murah) jangan sampai lebih murah secara manual dari pada secara digital.
Paling tidak minimal ada percontohan Smart City di makassar. seperti misalnya di Kompleks perumahan bisa dicarikan solusi pengelolaan Sampah, Pendeteksian kendaraan yang keluar masuk dll. Pada tingkat pemerintah kota, Makassar Smart City dibangun berdasarkan inovasi SKPD, bersifat kolaboratif dan berciri pemerintahan.

Membangun smart city ini yang paling utama adalah people-nya, bagaimana mengubah mindsetnya karena smart city adalah hal tentang kemudahan akses. Mengubah mindset ini seperti dicontohkan oleh Dekan Fakultas MIPA bagaimana mengubah mindset dosen dari pembelajaran manual menjadi pembelajaran digital. Banyak yang tidak mau berubah, terutama dosen senior. Pada akhirnya dibuat sistem supaya semua mengikuti perubahan.
Setidaknya ada 6 komponen untuk berubah yaitu :
Pertama Proses, harus di inisiasi supaya segera dimulai karena kalau tidak mulai susah untuk jalan.
Kedua, bertransformasi menuju digital. harus bisa berubah. yang masih memeiliki keahlian mengetik 10 jari di mesin ketik tentu tidak tidak butuhkan lagi, berubah menjadi mengetik berbasis komputer.
Ketiga, bagaimana supaya Sistem informasi itu dibuat. apakah di subkontrakkan atau dibuat sendiri. karena masing-masing punya plus-minus.
Keempat tentang rencana berkelanjutan, kelima tentang Perlu ada prioritas dan terakhir tentang pengembangan.
Senang sekali rasanya bertemu dengan para senior yang memiliki rentang waktu panjang meneliti Smart Cirty. Ada guru saya om Elyas Palantei, S.T, M.Eng. Ph.D yang pada kesempatan ini menambahkan hal yang perlu di perhatikan bahwa Smart City perlu keterbukaan data, keberpihakan pemerintah dalam keterbukaan data. mungkin dalam bentuk perda dan bertahap. Sambil bercanda om Elyas mengatakan bahwa Smart City ini seksi, besar uang panaiknya 
Akhirnya Diskusi ini di tutup oleh moderator dengan mengambil kesimpulan bahwa perlu langkah kongkrit dan mengajak semua berkolaborasi, mahasiswa, masyarakat, dunia industri untuk membangun smart city yang lebih dekat dengan masyarakat.

Makassar, 7 maret 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *